Bursa Kripto Tak Terdaftar di Hong Kong Berisiko Tindak Pidana

“Cointime Economics” Teknologi Terbaru untuk Menghitung Harga Bitcoin
“Cointime Economics” Teknologi Terbaru untuk Menghitung Harga Bitcoin

Inovasi terbaru dalam dunia kripto telah lahir dari upaya kolaboratif Glassnode dan Ark Invest. Mereka telah berhasil mengembangkan suatu model ekonomi baru yang mengarah pada analisis yang lebih mendalam terhadap Bitcoin melalui apa yang mereka sebut sebagai “Cointime Economics.”

Dalam model yang telah diusulkan ini, pendekatan baru digunakan untuk mengukur aktivitas ekonomi dan nilai Bitcoin. Alih-alih mengandalkan metode akuntansi konvensional yang berkutat pada transaksi tak terpakai, atau UTXO, model ini memperkenalkan konsep “coinblock.”

Istilah “coinblock” merujuk pada hasil perkalian antara jumlah Bitcoin (BTC) dan jumlah blok yang ditahan tanpa adanya perpindahan. Sebagai contoh, jika sepuluh Bitcoin disimpan selama sepuluh blok, maka dihasilkan 100 blok koin.

Tujuan utama dari model ini adalah untuk mengukur bobot ekonomi setiap Bitcoin berdasarkan lamanya waktu ketidakaktifannya. Semakin lama Bitcoin tidak mengalami pergerakan, semakin besar nilai koinnya serta signifikansinya dalam ekosistem.

“Buku Putih Cointime Economics” telah menjelaskan rinci mengenai konsep coinblock ini. Selain itu, model ini memperkenalkan metrik seperti blok koin yang tercipta, yang hancur, dan yang disimpan. 

Baca Juga : Akankah Bitcoin Jatuh di Harga $20.000?

Melalui penerapan metrik ini, model Cointime Economics dapat menggambarkan keadaan ekonomi Bitcoin dari waktu ke waktu dengan lebih akurat.

Dua rasio utama juga diusulkan dalam kerangka kerja ini, yaitu “keaktifan” dan “kubah.” Rasio keaktifan mengukur tingkat aktivitas jaringan, sementara rasio kubah mengukur lamanya ketidakaktifan. 

Dengan menerapkan model ini pada pasokan Bitcoin, perbedaan antara pasokan aktif dan pasokan yang “terkubu” dapat diidentifikasi, membantu dalam penilaian inflasi sebenarnya dan faktor-faktor lain yang memengaruhi pasar. [RH]