Binance, salah satu platform pertukaran terkemuka dalam ekosistem mata uang kripto, baru-baru ini mencatatkan penerimaan hampir $200 juta dalam bentuk Bitcoin.
Kejadian ini terjadi beberapa hari yang lalu, pada saat Bitcoin mengalami penurunan signifikan, merosot di bawah level psikologis $27,000.
Data on-chain, yang merupakan catatan transaksi dalam blockchain, mengungkapkan tren menarik ini, dan analis terkemuka, James V. Straten, telah membagikan analisisnya dalam posting di platform X.
Penting untuk memahami indikator yang disorot dalam kasus ini, yaitu “volume aliran bersih pertukaran.” Indikator ini melacak pergerakan Bitcoin ke dan dari dompet pertukaran terpusat tertentu.
Saat indikator ini menunjukkan angka negatif, hal ini mengindikasikan bahwa bursa seperti Binance mengalami arus keluar besar-besaran dari Bitcoin.
Hal ini seringkali menggambarkan bahwa investor sedang menarik Bitcoin mereka dari platform pertukaran guna menyimpannya dalam dompet penyimpanan mandiri untuk jangka panjang.
Tren semacam ini sering kali dianggap sebagai sinyal bullish, yang dapat mempengaruhi kenaikan harga Bitcoin. Hal ini mengindikasikan bahwa banyak pemegang Bitcoin merasa yakin akan potensi pertumbuhan aset tersebut di masa depan.
Baca Juga : Ketertarikan Mark Zuckerberg pada Bitcoin
Di sisi lain, jika indikator menunjukkan angka positif, ini berarti pemegang Bitcoin sedang melakukan setoran bersih ke platform pertukaran.
Arus masuk ini mungkin terkait dengan aktivitas penjualan, dan dalam beberapa konteks, hal ini dapat diartikan sebagai sinyal bearish untuk nilai aset kripto tersebut.
Binance, sebagai salah satu bursa kripto terbesar di dunia, tiba-tiba berada di pusat perhatian karena menerima arus masuk Bitcoin yang signifikan di tengah gejolak pasar.
Kejadian ini memperlihatkan kompleksitas pasar mata uang digital dan peran penting yang dimainkan oleh platform pertukaran seperti Binance dalam menentukan arah pergerakan Bitcoin. [RH]
